Article Detail
PERINGATAN HARI BUMI
PERINGATAN HARI BUMI
Hari bumi diperingati setiap tanggal 22 April. Namun, pada tanggal tersebut SD Tarakanita 4 sedang memperingati Hari Kartini jadi tidak bisa meminimalisir penggunaan air dan listrik. SD Tarakanita 4 turut serta merayakan hari bumi pada tanggal 29 April 2016, seminggu setelah hari bumi. Meski telah terlambat 1 minggu bukan berarti kami tidak peduli akan kelestarian bumi. Cara sederhana kami lakukan untuk memperingati hari bumi.
Pagi hari proses pembelajaran berjalan seperti biasa di kelas 2 B. Pukul 07.15 WIB, listrik dipadamkan. Penggunaan air juga dibatasi. Para siswa berteriak dan merasa girang karena pelajaran mereka anggap akan selesai saat itu juga. Namun, para siswa pun dijelaskan bahwa hal ini terjadi sebagai salah satu bentuk turut serta dalam memperingati hari bumi 2016. Jendela dan pintu kelas pun dibuka agar cahaya matahari dapat masuk dan sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik.
Pagi itu para siswa tetap menjalankan proses pembelajaran dan saat itu tepat waktu untuk ulangan. Di tengah kondisi listrik yang padam dan kondisi kelas yang dapat dikatakan gerah, para siswa tetap mengerjakan ulangan. Selesai mengerjakan ulangan, beberapa siswa meminta izin untuk ke toilet. Sebelum diizinkan, guru pun menjelaskan bahwa saat itu persediaan air terbatas, karena listrik yang padam. Maka, para siswa secara tidak langsung diajak untuk menghemat penggunaan air. Para siswa diimbau untuk menggunakan air yang ada di penampungan toilet, yang saat itu ada di ember. Para siswa berteriak mendengar kabar yang disampaikan oleh guru. Namun, para siswa boleh dikatakan cukup memperhatikan imbauan tersebut. Biasanya dalam setiap pembelajaran dari pagi sampai siang, ada sekitar kurang lebih 10 siswa yang meminta izin ke toilet, namun saat itu kurang dari 7 siswa yang izin untuk ke toilet.
Proses pembelajaran terus berlanjut dengan kondisi kelas seperti itu sampai tiba waktu pulang sekolah sekitar pukul 11.00. Listrik menyala kembali dan para siswa berteriak kegirangan. Kondisi kelas pun dikembalikan seperti semula, jendela dan pintu ditutup kembali dan pendingin ruangan kembali dinyalakan. Guru pun menasihati kepada para siswa untuk selalu menghemat penggunaan listrik dan air dalam kehidupan. Kejadian tersebut telah mengajarkan kepada para siswa akan dampak yang akan dirasakan bila listrik padam dan kondisi air terbatas.
-
there are no comments yet